Minggu, 26 April 2015

KARYA TULIS ILMIAH (Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)



KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KALIJAGA
SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2014

                             
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram


OLEH:
AGUSTINA HARIANTI
NIM : 11.9.2.047


PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III )
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2014 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 
Berdasarkan kesepakatan global ( Millenium Development Goals/ MDGs, 2000 ) pada tahun 2015 di harapkan Angka Kematian Ibu menurun  sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990 – 2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)

Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih sangat rendah. Secara Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan prevalensi jumlah 350 kasus kematian ibu per 100 ribu kelahiran selama ini. Angka ini terus membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun 2011 menjadi hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga turun dari 1.318 kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka ini masih jauh dari target tujuan pembangunan millenium (millenium development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 19/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) untuk propinsi NTB adalah 72/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal di NTB adalah 34/1000 kelahiran hidup. (DIKES NTB, 2012).  Pada Tahun 2008 di Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena perdarahan  39,1%, pre eklampsia dan eklampsia  17,4%, infeksi 5,4%, partus lama 4,3%, dan disebabkan lain-lain 33,7% (Dikes Provinsi NTB,  2008). Menurut rekapitulasi laporan Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2012 Angka kematian ibu sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka kematiann bayi yaitu 48 per 1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012 jumlah kematian ibu di kota Mataram sebanyak 12 orang, yang disebabkan oleh eklamsia 41,6 %,  infeksi 8,3 %, dan penyebab lain-lain 50% (Dikes Provinsi  NTB, 2012).
Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang  dalam  berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut    L.Green    (1980)    perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,  sikap,  kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009)  bahwa  pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).
 
Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan Antenatal  Care  (ANC)  yang  teratur oleh ibu hamil, karena sesungguhnya kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih     dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah. Salah satunya melalui  pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2008).
 
Disamping itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan Ibu hamil normal dan mendeteksi Ibu dengan kehamilan normal. Karena, setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Ibu hamil dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil minimal 4 kali selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga  (Rukiyah,dkk. 2009).
 
Berdasarkan rekapitulasi laporan PWS-KIA Kota selong lombok timur, perbandingan hasil cakupan K4 yang diperoleh mulai bulan juanuari – November Tahun 2012 dengan januari – November 2013 dari ketiga Puskesmas yaitu Puskesmas aikmel (dari 92,23% menjadi 95,02  %), Puskesmas kalijaga (dari 97,16% menjadi 72,09%), Puskesmas Lenek (dari 81,58 % menjadi 85,26%). Dengan demikian, dari ketiga Puskesmas tersebut cakupan K4-nya yang mengalami penurunan yaitu  Puskesmas kalijaga . Puskesmas kalijaga mempunyai 8 wilayah kerja yang meliputi Kalijaga, Kalijaga Timur, Kalijaga Selatan, Kalijaga Tangah, Kalijaga Baru, Sukarema, Lenek Lauk, Lenek Baru. Dari 8 Kelurahan tersebut yang mempunyai sasaran Ibu hamil yang cakupan K4-nya di bawah target yaitu Kalijaga Selatan. Menurut laporan PWS-KIA Puskesmas Kalijaga bulan Januari – November 2013 , sasaran Ibu hamilnya sebanyak 216 orang dengan cakupan K4 di bawah target ,Berdasarkan penelusuran data pada Kohor Ibu di Kelurahan Kalijaga dari 216 Orang sasaran Ibu hamil terdapat 71 (29,27%) Ibu hamil yang lengkap kunjungan ANC-nya, 58 sasaran (22%) Ibu hamil yang tidak lengkap dan 158 sasaran (46%) Ibu hamil belum lengkap karena belum waktunya.(Dikes Kota Selong, 2013) 
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Hubungan Pengetahuan Dan Sikap ibu hamil Dengan kunjungan ANC di  Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga  
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini  “ Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil  Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil  Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.
1.3.2   Tujuan Khusus
1.3.2.1  Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil  Tentang  ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.2  Mengidentifikasi Sikap Ibu Hamil  Tentang  ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.3  Mengidentifikasi  Kunjungan  Antenatal Care (ANC) Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.4  Menganalisa Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil  Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.5  Menganalisa Hubungan Sikap Ibu Hamil  Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.4     Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi profesi dalam memberikan informasi pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Dan sebagai penelitian selanjutnya. Sebagai informasi kepada ibu hamil saat dilahan praktek.
1.4.2   Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman khususnya dalam hal ANC Dapat berguna bagi Peneliti dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pelayanan antenatal sehingga nantinya di masyarakat dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Ibu hamil.
1.4.3   Bagi Ibu Hamil
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama kehamilannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


 2.1.   Pengetahuan (Knowlegde) 
         Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan   “what “, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab “why “ dan “ how”, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas,dan sebgainya (Notoatmodjo, 2012).Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalh yang dihadapi.
Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang  dalam  berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009)  bahwa  pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).                                                                                              Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :   
1)   Tahu (know)
       Yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb.
2)   Memahami (comprehension)
       Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)   Aplikasi (aplication)
 Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah ipelajari pada situasi atau kondisi real.
4)   Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), memisahkan, mengelompokkan, dsb.
5)   Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dsb terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6)   Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan adalah suatu kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan tahayul dan pengembangan keliru.
 
2.1.1.           Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
                                    Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor:
a.         Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.
b.       Persepsi
Persepsi, mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil.
c.        Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi dan memerlukan rangsangan dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan dirasakan suatu kebutuhan.
d.       Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: meliputi lingkungan, sosial, ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, pengahasilan sering dilihat untuk memiliki hubungan antar tingkat pengahasilan dengan pemanfaatan.
  2.1.1.   Proses Memperoleh Pengetahuan
        Menurut Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa cara memperoleh pengetahuan dapat   
        dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional dan cara modern (ilmiah).
a.    Cara tradisional atau Non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi cara coba salah, cara kekuasaan, Berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.
1)        Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memcahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba-salah (trial and error).
2)       Cara kekuasaan (otoriter)
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun nonformal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.
3)       Berdasarkan pengalaman pribadi
Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak dapat mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari jawaban yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.
4)       Melalui jalan pikiran
Yaitu dengan menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan deduksi. Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berfikir untuk menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual. Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum (Nursalam, 2013).
b.   Cara modern atu cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan berfikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.
Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir rasional dengan berfikir empiris, artinya pertanyaan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihak lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris (Nursalam, 2013).
2.1.1.           Fungsi Pengetahuan
       Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai sesuatu yang konsisiten ( Notoatmodjo, 2012)
2.1.2.           Cara Pengukuran Pengetahuan
          Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini cara untuk mengukur pengetahuan ibu hamil menggunakan pedoman kuesioner yang membahas tentang kunjungan  ANC  yang jumlah soalnya sebanyak 10 soal di setaip soal memiliki pilihan apabila jawaban benar memiliki poin 1 (satu) dan apabila jawaban salah  memiliki poin 0        ( kosong) sehingga jumlah pertanyaan yang di jawab benar di bagi jumlah soal dan di kali 100.
              Katagori pengetahuan menurut Arikunto, 2010
a.         Baik       :76-100%
b.        Cukup    :56-75%
c.         Kurang   :≤ 55 %
 
2.1.Sikap (Attitude)
Menurut Ajzen (2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap suatu objek, orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002) mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di pandang sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)
Sikap merupakan  relasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
1)   Kepercayaan (keyakinan), ide,konsep terhadap suatu objek.
2)   Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3)   Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang  dalam  berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980)  ) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,  sikap,  kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009). Bahwa  pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
             1)  Menerima (receiving)
            Diartikan bahwa orang (subyek) mau dan mempeerhatikan stimlus yang diberikan (obyek)
  2)  Merespon (responding)
          Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
  3)  Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
  4)  Bertanggung jawab ( responsible)
            Bertanggung jawab  atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Secara umum orang tidak akan memperlihatkan sikap asli mereka dihadapan orang lain untuk beberapa hal . Satu cara untuk mengukur atau menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap mengandung serangkaian pernyataan tentang permasalahan tertentu.  Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan tertentu ( Notoatmojo, 2012)
2.1.1.      Praktek atau Tindakan (Practice)
Suatu  sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt behavior).  Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi   yang memungkinkan antara lain  adalah fasilitas.  Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktek atau tindakan terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
1.    Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2.    Respon terpimpin (guide response)
      Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
3.    Mekanisme (mecanisme)
                                      Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar  secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4.    Adaptasi (adaption)
Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya  tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, bentuk sikap, dan bentuk tindakan nyata atau perbuatan. Ketiga bentuk perilaku itu dikembangkan berdasarkan tahapan tertentu yang dimulai dari pembentukan pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan keterampilan (ranah psikomotorik) sehingga menjadi pola perilaku baru (Notoatmodjo,  2012).
2.1.2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
1.    Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri seperti selektivitas dan pengalaman pribadi.
2.    Faktor ekstern yang merupakan faktor di luar manusia yaitu :
a.         Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
b.        Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
c.         Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d.        Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
e.         Situasi pada sikap terbentuk
f.         Pengaruh kebudayaan
2.1.3.           Struktur sikap
1.    Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu obyek. Kepercayaan dapat terus berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan.
2.    Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi obyek termaksud.
3.    Komponen konatif
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dalam perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual.
2.1.4.  Pembentukan sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya, di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman.
2.1.5.  Dimensi sikap
Beberapa karakteristik (dimensi) sikap, yaitu :
1.    Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah memihak atau tidak memihak, apakah mendukung atau tidak mendukung.
2.    Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin agak berbeda.
3.    Sikap juga memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu obyek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap.
4.    Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap sikap yang dimaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.
5.    Sikap memiliki spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu mengungkapkannya. 
2.1.1. Pengukuran sikap 
      1.  Metode penskalaan pernyataan sikap yang digunakan dalam penelitian          adalah penskalaan model Likert, dan salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Likert adalah skor T.
Nasution (2009).
2.      Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorabel atau pernyataan yang tak favorabel. Kemudian responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima macam kategori jawaban, yaitu “sangat tidak setuju” (STS), “tidak setuju” (TS),  “setuju” (S), dan “sangat setuju” (SS). Untuk setiap pernyataan responden diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan dijumlahkan sehingga merupakan skor responden pada skala sikap.
3.      Suatu cara untuk memberi interpretasi terhadap skor responden yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok yang berarti kita harus mengubah skor individu menjadi skor standar, dan yang biasa digunakan dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu: Nasution, S (2009)

x : skor responden pada skala yang hendak diubah menjadi skor T

: mean skor kelompok
 s : standart deviasi skore kelompok
-       Apabila skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap lebih favorabel.
-       Apabila skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap kurang favorabel.

2.2.7.      Hubungan pengetahuan dan Sikap
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a.         Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
b.         Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c.         Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d.        Trial, orang telah memulai mencoba perilaku baru.
e.         Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2012).
   
1.2.       Pemeriksaaan Kehamilan (ANC)
2.3.1.      Pengertian
1.    AnteNatal Care adalah merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah ( Saifudi 2002 ).
2.    Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Mufdlilah 2009 ).
3.    Antenatal care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan dan prenatal care (WHO JHPIEGO, 2003).
4.    Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ditentukan (Rukiyah,dkk. 2009).
5.    Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan Ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemberian imunisasi TT dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi Ibu agar dapat merawat kehamilannya dan mempersiapkan persalinannya (Nurul jannah, 2009).
2.3.2.      Tujuan Pelayanan ANC
1)      Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan Ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi dengan sehat.
2)      Tujuan Khusus
a.         Merencanakan dan mempersiapkan persalinan sesuai dengan resiko (Depkes RI, 1992).
b.         Mendeteksi dan menatalaksanaan  komplikasi medis, beda, atau obstetri selama kehamilan.
c.         Mamantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang bayi ( nurul jannah, 2012 )
d.        Meningkatkan dan mempertahankan kesahatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
e.         Mempersiapkan kehamilan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. ( Rukiyah,dkk. 2009)
Sedangkan tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin, (2002) adalah :
a)         Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi.
b)        Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial Ibu dan bayi.
c)         Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d)        Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e)         Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f)         Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
       Menurut Saifuddin, 2002 Pelayanan atau asuhan standar secara operasional dikenal standar minimal 8 T yaitu :
1.        (Timbang) berat badan dan ukur tinggi badan.
2.        Ukur (Tekanan) darah.
3.        Ukur (Tinggi) fundus uteri.  
4.        Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5.        Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
6.        Tes terhadap Penyakit Menular Seksual.
7.        Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.3.3.      Pelaksanaan Pelayanan ANC
Pelaksanaan pelayanan antenatal care adalah dokter, bidan (termasuk bidan Puskesmas, bidan di desa dan bidan praktek swasta), pembantu bidan, perawat bidan dan perawat wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 1995).
2.3.4.      Lokasi ANC
Adapun tempat pemeriksaan kehamilan yaitu :
a.         Puskesmas
b.        Puskesmas Pembantu
c.         Posyandu
d.        Pondok Bersalin
e.         Rumah Hamil
f.         Praktek Swasta
(Depkes RI, 1992).
2.3.5.      Standar Pelayanan ANC
Ada beberapa standar tentang pelayanan ANC adalah :
1.        Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi Ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong Ibu untuk memeriksakan sejak dini dan secara teratur.
2.        Pemeriksaan dan Pemantauan ANC
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan Ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.
3.        Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.        Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.        Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6.        Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada Ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan melakukan kunjungan rumah untuk hal tersebut. (Mufdlilah, 2009)
2.4.        Kunjungan ANC
2.4.1.      Pengertian
Kunjungan Ibu hamil adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu Ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu Ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya atai di Posyandu (Dikes RI, 1995).
2.4.2.      Kunjungan Ibu hamil, ini umumnya ada 2 yaitu :
1)        Kunjungan Baru
Kunjungan baru Ibu hamil (K1) adalah kontak Ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 1995).
2)        Kunjungan Ulang
a.    Kunjungan Ibu hamil ulang adalah kunjungan Ibu hamil yang kedua dan seterusnya selama masa kehamilannya (Depkes RI, 1992).
b.    Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran ( WHO JHPIEGO, 2003).
Menurut Depkes RI, 2008 dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan Ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distrIbusi kontak sebagai berikut :
a)         Minimal 1 kali pada trimester I
b)        Minimal 1 kali pada trimester II
c)         Minimal 2 kali pada trimester III
Sedangkan menurut Saifuddin (2002) dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Frekuensi Kunjungan ANC
Umur Kehamilan
Frekuensi Kunjungan
Sebelum 14 minggu
14 – 28 minggu
28 – 36 > 36 minggu
Satu kali
Satu kali
Dua kali

Keterangan:   Tabel 1, menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan dan frekuensi banyaknya kunjungan sesuai umur kehamilan.
Pada setiap kali kunjungan antenatal perlu mendapatkan informasi yang sangat penting. Tabel di bawah ini menunjukkan penjelasan mengenai waktu
dan informasi pada saat kunjungan (Saifuddin, 2002).
Tabel 2. Tabel Informasi Kunjungan Antenatal
Kunjungan
Waktu
Informasi Penting
Trimester I
Sebelum minggu ke – 14
a.       Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan Ibu hamil.
b.      Mendeteksi masalah dan menanganinya.
c.       Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
d.      Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e.       Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
Trimester II
Sebelum minggu ke – 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (tanya Ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).
Trimester III
Antara minggu
28 – 36 dan setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda dan deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

Keterangan: Tabel 2, menjelaskan mengenai waktu dan informasi yang penting
Untuk diketahui oleh seorang bidan pada ibu hamil setiap kunjungan ANC.



BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1   Kerangka Konsep

Merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable, (Notoatmodjo, 2012).
Variabel Independen                                                  Variabel  Dependen

faktor-faktor Yang Mempengaruhi ANC
 
 
    • Pengetahuan
    • Sikap                                                                         Kunjungan ANC           

3.2     Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Notoatmodjo, 2012)
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan ANC
Hasil dari tahu  ibu hamil tentang  suatu objek dalam hal ini
-      Pengertian ANC
-      Mengapa perlu kunjungan ANC
-      Kapan kunjungan ANC
Dengan Membagikan
kuesioner
kuesioner
Kategori:
a.   Baik: 76-100%
b.   Cukup: 56-75%
c.   Kurang: < 55%
( Arikunto, 2002
Ordinal


Sikap ibu hamil tentang kunjungan ANC
Tindakan  seseorang tentang suatu obyek yang  dapat di amati oleh orang lain
Dengan membagikan
kuesioner  dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju
kuesioner
a.Favorabel (sikap positif): Jika skor T > mean T
b.Tidak favorabel (sikap negatif): Jika skor T < mean T
Nominal

Kunjungan ANC
Antenatal care adalah kunjungan  yang di lakukan Ibu selama kehamilan.
 1 kali pada trimester  pertama.
1 kali  pada trimester ke dua
2 kali  pada trimester ke tiga
Penelusuran melalui buku KIA
format pengambilan data
Kategori:
a.Jumlah kunjungan sesuai umur kehamilan.
b.Jumlah kunjungan tidak sesuai dengan umur kehamilan
Nominal


3.3     Hipotesis
Hipotesis di dalam sebuah penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap  ibu hamil dengan kunjungan ANC di  Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga.
Ha : Ada  Hubungan  pengetahuan dan  sikap ibu hamil dengan  kunjungan ANC di Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga.


                                                                        BAB IV  
                                   METODE PENELITIAN 
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009).
            4.1       Desain  Penelitian
        Desain penelitian merupakan suatu  rancangan yang bisa digunakan oleh peneliti sebagai petunjuk dalam  perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Notoatmojo, 2012).
      Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena. (Notoatmodjo,2012). Penelitian ini menggunakan pendekatan  Crossecsional, artinya  semua  variabel  yang  termasuk efek  akan diteliti dan di kumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012).
4.2         Waktu  dan  Lokasi  Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2014 sampai dengan 27 Juni 2014 Di Desa Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
4.3         Populasi Dan Sampel
4.3.1   Populasi Penelitian
Populasi adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013).
Populasi  dalam  penelitian  adalah ibu hamil yang berada di  Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga berjumlah 216 orang.
4.3.2   Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2009).
Sampel dalam  penelitian adalah sebagian ibu hamil yang berada di  Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
a.         Besaran Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus :
                       N
n =      ________
                                        1 + N (d)²
                             Keterangan :
                             n      = besarnya sampel
                   N     = besarnya populasi
                         d      = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan  (0,1)
                                    Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut :
                                                  N
                            n       =      ________
                                            1 + N (d)²
                                                 216
                    n       =  ____________
                                        1 + 216 (0,01)
                                                           
                                                216
                           n       =    __________
                                                3,16
                                                  
                           n       =  68, 35 dibulatkan menjadi 69
                     Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang.
b.        Kriteria Sampel 
Adapun kriteria sampel  penelitian adalah :
1.         Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau
(Notoatmodjo, 2012 ).
Kriteria inklusi dalam penelitian yaitu:
1)             Semua ibu hamil di wilayah Kalijaga Selatan
2)             Melakukan  pemeriksaan  ANC di Puskesmas, Posyandu atau di polindes.
2.         Kriteria Eksklusi
                      Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari study karena berbagai sebab (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam  penelitian adalah :
1)             Ibu hamil yang tidak berada diwilayah Kalijaga Selatan.
2)             Tidak memeriksakan diri ke Puskesmas, Posyandu. atau  polindes.
4.4        Teknik Pengambilan  Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan  subyek penelitian.  ( Nursalam, 2013 )     
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling ( sampling random sederhana ) ciri utama sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesemptan yang sama untuk dipilih. Caranya ialah dengan menggunakan undian, ordinal, tabel bilangan random, komputer. ( Notoatmodjo, 2012).
4.5             Identifikasi Variabel Penelitian.
Identifikasi variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-variabel yang  ada dalam  penelitian (Alimul, 2010).
Variabel adalah  perilaku atau  karakteristik yang  memberikan nilai beda terhadap sesuatu ( benda, manusia, dan lain-ain) (Nursalam, 2013). Adapun variabel dalam penelitian ini:
a.              Variabel Independent ( variabel bebas )
Variabel  Independent  dalam  penelitian  adalah  Pengetahuan  dan sikap.
b.             Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel  Dependent  dalam   penelitian  adalah  kunjungan  ANC.
4.6  Instrumen Penelitian                                                                      
                        Untuk memperoleh informasi yang jelas sesuai dengan permasalahan, maka instrumen yang digunakan berbentuk Lembar Kuisioner ( Arikunto, 2010).
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa pertanyaan dalam Kuisioner bagi masing-masing variabel. Memberikan skor sesuai dengan jawaban yang diberikan untuk setiap pertanyaan. Pertanyaan yang benar diberi skor 1 dan pertanyaan yang salah diberi skor 0, kemudian menjumlahkan skor pada tiap jawaban responden dan total skor yang diperoleh dari kebenaran responden dalam  menjawab kuesioner. jumlah pertanyaan yang disediakan berjumlah 10 pertanyaan.  
Untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan pemberian skor  sesuai dengan skala kategori  jawaban  yang  diberikan  untuk setiap pernyataan. Pernyataan  yang  positif diberikan  skor 4 pada sangat setuju (SS), 3 pada  setuju (S), 2 pada tidak setuju(TS), dan 1 pada sangat tidak setuju (STS).
4.7  Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pengambilan sampel dijadikan responden dilakukan di desa Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga. Adapun cara pengisian kuisioner adalah dengan membubuhkan tanda silang (X) pada alternstif jawaban yang disediakan sesuai dengan keadaan dan jawaban responden. Dan kuisioner dapat diisi sendiri oleh respondent atau kuisioner diisi oleh peneliti sesuai dengan jawaban responden.   Sebelum responden menjawab atau peneliti mengisi  Kuisioner sesuai dengan keadaan dan jawaban reponden menjelaskan tentang maksud pertanyaan yang ada dalam kuisioner, waktu yang diberikan oleh peneliti kepada responden adalah 15 – 20  menit. Responden diberikan kesempatan bertanya kepada peneliti apabila pertanyaan sudah dijawab semua, maka peneliti dapat mengakhiri pertemuan.
4.8        Langkah Pengumpulan Data
      Adapun langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data meliputi;
1.         Langkah persiapan
a)    Mengurus perizinan kepada pimpinan wilayah setempat dan pimpinan institusi.
b)   Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah ibu hamil yang melakukan ANC.
c)    Menyusun Kuisioner penelitian yang akan digunakan peneliti. 
2.         Langkah pelaksanaan
a)    Menyerahkan surat izin untuk mengadakan penelitian di puskesmas kalijaga.
b)   Menetapkan sampel penelitian.
c)    Pemberian Kuisioner. .
d)   Memproses dan menganalisa data-data yang terkumpul.
4.9     Pengolahan Data                               
Setelah data terkumpul, selanjutnya data ditabulasi dalam tabel frekuensi distribusi sesuai dengan sub variabel yang diteliti kemudian diprosentasekan. Jawaban seluruh responden dari setiap pertanyaan tersebut dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan lalu dikalikan 100% dari hasil berupa prosentase (Arikunto, 2010)
1.        Pengetahuan   
Data yang terkumpul kemudian dimasukkan kedalam rumus porsentasi di bawah ini (Arikunto, 2010) :

                                      f
                             P =         ×100%
                                      n

      Keterangan:
            P   : presentase
            f   : jumlah jawaban benar
            n   : jumlah pertanyaan
            100%: konstant
              Setelah diketahui presentasi dari masing-masing responden, maka hasilnya dimasukkan ke dalam kriteria standar penilaian dengan kriteria sebagai berikut:
a.                Baik  : 76-100%
b.                Cukup : 56-75%
c.                Kurang: <56%
                  (Arikunto, 2010)
          2.  Sikap
              Setelah data terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam  Rumus:
Keterangan :
x : skor responden pada skala yang hendak diubah menjadi skor T
: mean skor kelompok
 s : standart deviasi skore kelompok
Kemudian hasilnya di masukkan kedalam kriteria standar dikatagorikan mempunyai sikap Favorable Apabila skor- T lebih besar dari mean kelompok, Mempunyai sikap Unfavorable Apabila skor-T lebih kecil dari mean kelompok. Nasution, S (2009).
4.10     Analisa Data
 Untuk  mengetahui  adanya  hubungan  pengetahuan  dan  sikap  ibu  hamil dengan  kunjungan  ANC  dengan menggunakan  Uji  Statistik  Chi Square, dengan menggunakan  alat bantu SPSS 16.0 dengan tingkat kepercayaan (p) sebesar 0,05. Berdasarkan uji ini, dapat disimpulkan Ha diterima (HO ditolak) bila diperoleh nilai p < 0,05. Sebaliknya Ha ditolak (HO diterima) bila diperoleh nilai p > 0,05.



 
BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Puskesmas Kalijaga merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Wilayah Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dengan keadaan sebagai berikut.
5.1.1 Batasan Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kalijaga yang termasuk dalam Wilayah Kalijaga Selatan Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur adapun batas-batasnya sebagai berikut:
Sebelah Utara         : Berbatasan dengan  Desa Kalijaga Timur
Sebelah Timur         : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Baru
Sebelah Barat          : Berbatasan dengan  Desa Kalijaga Tengah
Sebelah Selatan       : Berbatasan dengan  desa Sukarema
5.1.2  Luas Wilayah
Puskesmas Kalijaga berada di Kecamatan Aikmel dengan Luas  Wilayah 7.579 Km2 .



 
 
 
            5.2  Hasil Penelitian
   5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC)
             Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan pengetahuan
    tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat pada table 5.1
    berikut:
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan
Frekuensi
Presentase
Baik
34
49,3 %
Cukup
26
37,7 %
Kurang
9
13,0 %
Total
69
100 %

Berdasarkan  tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil  yaitu memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (49,3%), dan  jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (13,0%).
5.2.2   Sikap Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC)
           Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan sikap tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

       Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap
Frekuensi
Presentase
Favoreble
61
88,4 %
Unfavoreble
8
11,6 %
Total
69
100 %
 Berdasarkan  tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil yaitu memiliki  sikap Favorable sebanyak 61 orang (88,4%), jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki sikap Unfavorable sebanyak 8 orang (11,6%).
5.2.3. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
                     Untuk melihat distribusi respoden berdasarkan Kunjungan Antenatal
         Care (ANC) dapat di lihat pada tabel 5.3. berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan ANC
Frekuensi
Presentase
Teratur
59
85,5%
Tidak Teratur
10
14,5 %
Total
69
100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki kunjungan teratur sebanyak 59 orang (85,5%), sedangkan ibu hamil yang memiliki kunjungan tidak teratur sebanyak 10 orang (14,5%).

Untuk mengetahui distribusi silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat di lihat pada tabel 5.4 berikut:
Tabel 5.4. Distribusi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan

Pengetahuan
Kunjungan
Jumlah


P
Teratur
Tidak Teratur
N
%
n
%
n
%
0,001
Baik
32
46,4
2
2,9
34
49,3
Cukup
23
33,4
3
4,3
26
37,7
Kurang
4
  5,8
5
7,2
9
13,0
Jumlah
59
85,6
10
14,4
69
100

Pada tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik  yang kunjungannya teratur sebanyak 32 orang (46,4%), dan  responden yang memiliki pengetahuan baik dan kunjungannya tidak teratur sebanyak 2 orang  (2,9%). Sedangkan  responden yang memiliki pengetahuan kurang  yang  kunjungannya  teratur  sebanyak  4 orang (5,8%), dan responden yang memiliki pengetahuan kurang yang kunjunggannya tidak teratur sebanyak 5 orang (7,2%), berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,001.

            Tabel 5.5 Distribusi Silang Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan
                       Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan
Sikap
Kunjungan
Jumlah


P
Teratur
Tidak Teratur
N
%
n
%
n
%
0,000
favorabel
57
82,6
4
5,8
61
88,4
unfavorabel
2
 2,9
6
8,7
8
11,6
Jumlah
59
85,5
10
14,5
69
100

                        Pada tabel 5.5 diatas dapat dilhat responden yang memiliki sikap favorabel yang kunjungannya teratur sebanyak 57 orang (96,6%) dan responden yang  memiliki sikap favorabel yang kunjungannya tidak teratur sebanyak 4 orang (40%), sedangkan responden yang memiliki sikap unfavorabel yang kunjungannya taratur sebanyak 2 orang (3,4%) dan responden yang memiliki sikap unfavorabel yang kunjungannya tidak teratur sebanyak 6 orang (60%), berdasarkan uji statistic diperoleh nilai p = 0,000.



BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah disajikan dalam bentuk tabel dengan jumlah responden 69 siswi menunjukkan bahwa ada Hubungan Tingkat  Pengetahuan Ibu Hamil  Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Kalijaga Tahun 2014. Berikut  akan dibahas mengenai variabel-variabel penelitian dan hubungan antara variabel yang diteliti.
6.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal   
Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga
Tahun 2014
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 32 orang (46,4%) ibu hamil yang berpengetahuan baik dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 2 orang (2,9%) ibu hamil yang berpengetahuan baik tetapi tidak teratur melakukan kunjungan, dan 4 orang (5,8%) ibu hamil berpengetahuan kurang tetapi teratur melakukan kunjungan, 5 orang (7,2%) ibu hamil berpengetahuan kurang dan tidak teratur melakukan kunjungan, berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan ANC di peroleh nilai p = 0,001.

           Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalh yang dihadapi.
Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang  dalam  berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009)  bahwa  pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya kesesuaian pada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), berdasarkan pengertian pengetahuan maka pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan hal-hal yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik lisan maupun tulisan.
Penelitian ini juga ada kesesuaian hasil dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esa Rosulillah (2009) di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten  dengan 38 orang responden  diperoleh hasil ibu  yang berpengetahuan baik yaitu 36,84% , berpengetahuan sedang 31,58%, dan berpengetahuan kurang sebanyak 31,58%. dari hasil penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan tentang tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) tahun 2009.

6.2 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
      Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Tahun 2014
               Menurut Ajzen (2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap suatu objek, orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002) mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di pandang sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)
Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang  dalam  berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980)  ) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,  sikap,  kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009). Bahwa  pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 57 orang (82,6%) ibu hamil yang memiliki sikap favorebel dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 4 orang (5,8%) ibu hamil memiliki sikap favorebel dan tidak teratur melakukan kunjungan, 2 orang (2,9%) ibu hamil yang memiliki sikap unfavorabel teratur melakukan kunjungan dan 6 orang (8,7%) ibu hamil memiliki sikap unfavorabel dan tidak teratur dalam melakukan kunjungan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000.


 
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :
1.    Tingkat pengetahuan dari sampel atau objek penelitian terlihat tingkat pengetahuan yang terbesar dalam kategori baik dengan jumlah 34 orang  (49,3 %).
2.    Sikap dari sampel atau objek penelitian terlihat sikap yang favorebel dengan jumlah 61 orang (88,4%).
3.    Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh bahwa Ada Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC).
7.2  Saran
                  Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa 
                  saran sebagi berikut :

            7.2.1    Bagi institusi pendidikan 
                                Disarankan kepada institusi pendidikan  hendaknya menambah referensi buku 
                        tentang antenatal care(ANC) dan perlu diadakan seminar tentang pentingnya 
                         melakukan kunjungan ANC sehingga mampu meningkatkan pengetahuan tentang 
                         antenatal care dan mampu memperbaiki sikap ibu hamil terhadap keteraturan
                         kunjungan antenatal care (ANC).
7.2.2    Bagi Responden
Disarankan kepada responden agar dapat menambah pengetahuan dan menjadikan sikap yang baik sehingga dapat menghindari hal-hal yang merugikan bagi dirinya dan dapat melakukan kunjungan antenatal care dengan teratur.
7.2.3    Bagi Peneliti
Diharapakan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti terutama yang berhubungan dengan Pengetahuan saat antenatal care dan sikap yang menunjukan keteraturan kunjungan.

4 komentar:

  1. Terimakasih banyak ya. Membantu banget

    BalasHapus
  2. kesulitan buat kuesioner ni.. tolong dong ka kuesionernya di share ke aku... plzzz

    BalasHapus
  3. kak boleh tau buku yang buat kuesionernya nggak?

    BalasHapus