KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI
KALIJAGA
SELATAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA
KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
TAHUN
2014
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu
Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kebidanan Di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan
Mataram
OLEH:
AGUSTINA HARIANTI
NIM : 11.9.2.047
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III )
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan kesepakatan
global ( Millenium Development Goals/ MDGs, 2000 ) pada tahun 2015 di harapkan
Angka Kematian Ibu menurun sebesar
tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990 – 2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka
Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015.
Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi
23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)
Terlepas dari
berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan angka kematian
maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih sangat rendah. Secara
Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan prevalensi jumlah
350 kasus kematian ibu per 100 ribu kelahiran selama ini. Angka ini terus
membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun 2011 menjadi
hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga turun dari 1.318
kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka ini masih jauh dari
target tujuan pembangunan millenium (millenium development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).
Hasil
SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah
359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000 kelahiran
hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 19/1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) untuk propinsi NTB adalah 72/1000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal di NTB adalah 34/1000 kelahiran
hidup. (DIKES NTB, 2012). Pada
Tahun 2008 di Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena
perdarahan 39,1%, pre eklampsia dan eklampsia 17,4%, infeksi 5,4%, partus lama 4,3%, dan
disebabkan lain-lain 33,7% (Dikes
Provinsi NTB, 2008). Menurut
rekapitulasi laporan Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2012 Angka kematian ibu
sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka kematiann bayi yaitu 48 per
1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012 jumlah kematian ibu di kota
Mataram sebanyak 12 orang, yang disebabkan oleh eklamsia 41,6 %, infeksi 8,3 %, dan penyebab lain-lain 50%
(Dikes Provinsi NTB, 2012).
Pengetahuan dan
sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980)
perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh
factor predisposisi yang meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan,
nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Nasution (2009) bahwa pengetahuan
merupakan hal yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang positif maka perilaku
tersebut bersifat langgeng (long
lasting).
Sehubungan
dengan hal tersebut maka upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
Antenatal Care (ANC) yang
teratur
oleh ibu hamil, karena sesungguhnya kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah. Salah satunya
melalui pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2008).
Disamping
itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan Ibu hamil normal dan mendeteksi Ibu dengan kehamilan
normal. Karena, setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
komplikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Ibu hamil dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
minimal 4 kali selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester pertama, satu
kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga (Rukiyah,dkk. 2009).
Berdasarkan
rekapitulasi laporan PWS-KIA Kota selong lombok timur, perbandingan hasil
cakupan K4 yang diperoleh mulai bulan juanuari – November Tahun 2012 dengan januari –
November 2013
dari ketiga Puskesmas yaitu Puskesmas aikmel (dari 92,23% menjadi 95,02 %), Puskesmas kalijaga (dari 97,16% menjadi
72,09%), Puskesmas Lenek (dari 81,58 % menjadi 85,26%). Dengan demikian, dari
ketiga Puskesmas tersebut cakupan K4-nya yang mengalami penurunan
yaitu Puskesmas kalijaga . Puskesmas
kalijaga mempunyai 8 wilayah kerja yang meliputi Kalijaga, Kalijaga Timur,
Kalijaga Selatan, Kalijaga Tangah, Kalijaga Baru, Sukarema, Lenek Lauk, Lenek
Baru. Dari 8 Kelurahan
tersebut yang mempunyai sasaran Ibu hamil yang cakupan K4-nya di
bawah target yaitu Kalijaga Selatan. Menurut laporan PWS-KIA Puskesmas Kalijaga
bulan Januari – November
2013 , sasaran Ibu hamilnya sebanyak 216 orang dengan cakupan K4 di
bawah target ,Berdasarkan
penelusuran data pada Kohor Ibu di Kelurahan Kalijaga dari 216 Orang sasaran
Ibu hamil terdapat 71 (29,27%) Ibu hamil yang lengkap kunjungan ANC-nya, 58
sasaran (22%) Ibu hamil yang tidak lengkap dan 158 sasaran (46%) Ibu hamil
belum lengkap karena belum waktunya.(Dikes
Kota Selong, 2013)
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap ibu hamil Dengan
kunjungan ANC di Kalijaga Selatan
Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga ”
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini “ Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di
Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun
2014.
1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan
Umum
Untuk
Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan
Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja
Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.2 Mengidentifikasi
Sikap Ibu Hamil Tentang ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja
Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.3 Mengidentifikasi
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.4 Menganalisa Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan
ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.3.2.5 Menganalisa Hubungan Sikap Ibu
Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Institusi
Pendidikan
Sebagai
bahan masukan bagi profesi dalam memberikan informasi pada ibu hamil tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan. Dan sebagai penelitian selanjutnya. Sebagai informasi
kepada ibu hamil saat dilahan praktek.
1.4.2
Bagi Peneliti
Dapat
menambah pengalaman khususnya dalam hal ANC Dapat berguna bagi Peneliti dalam
meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pelayanan antenatal sehingga
nantinya di masyarakat dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Ibu
hamil.
1.4.3
Bagi Ibu Hamil
Diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan Ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, sehingga secara dini dapat mengetahui masalah yang mungkin akan
terjadi selama kehamilannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
(Knowlegde)
Pengetahuan
(knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what “, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science)
bukan sekedar menjawab “why “ dan “ how”, misalnya mengapa air mendidih bila
dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas,dan sebgainya
(Notoatmodjo, 2012).Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalh yang dihadapi.
Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980) perilaku
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Nasution (2009) bahwa pengetahuan
merupakan hal yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang positif maka perilaku
tersebut bersifat langgeng (long
lasting).
Pengetahuan
yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1)
Tahu (know)
Yang
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb.
2)
Memahami (comprehension)
Diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)
Aplikasi (aplication)
Diartikan sebagai kemampuan
menggunakan materi yang telah ipelajari pada situasi atau kondisi real.
4)
Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), memisahkan,
mengelompokkan, dsb.
5)
Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dsb
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6)
Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap suatu
materi atau obyek (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan adalah suatu kesan
dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda
sekali dengan kepercayaan tahayul dan pengembangan keliru.
2.1.1.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor:
a.
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik
dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil
penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa
pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.
b. Persepsi
Persepsi,
mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil.
c.
Motivasi
Motivasi
merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap
kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi dan memerlukan
rangsangan dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi
yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan dirasakan suatu
kebutuhan.
d. Pengalaman
Pengalaman
adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran
akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pengetahuan antara lain: meliputi lingkungan, sosial, ekonomi,
kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi
pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, pengahasilan sering
dilihat untuk memiliki hubungan antar tingkat pengahasilan dengan pemanfaatan.
2.1.1. Proses
Memperoleh Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2012) mengatakan
bahwa cara memperoleh pengetahuan
dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional dan cara modern
(ilmiah).
BAB
IV
a.
Cara tradisional atau Non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi cara
coba salah, cara kekuasaan, Berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan
pikiran.
1)
Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memcahkan
masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang
lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini
disebut coba-salah (trial and error).
2) Cara kekuasaan (otoriter)
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal
maupun nonformal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
otoritas atau kekuasaan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Cara ini
dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan
tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan
masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila
ia gagal, ia tidak dapat mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari jawaban
yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.
4)
Melalui jalan pikiran
Yaitu dengan menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan
menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan deduksi.
Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berfikir untuk
menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual.
Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang
menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum (Nursalam, 2013).
b. Cara modern atu cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi
penelitian (research methodology).
Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan
berfikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.
Metode
ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir rasional dengan berfikir empiris,
artinya pertanyaan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat
dan dipihak lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris (Nursalam, 2013).
2.1.1.
Fungsi Pengetahuan
Menurut fungsi
ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran
dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang
semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun,
ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai sesuatu yang
konsisiten ( Notoatmodjo, 2012)
2.1.2.
Cara
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini cara untuk mengukur pengetahuan ibu hamil menggunakan pedoman kuesioner yang membahas tentang kunjungan ANC
yang jumlah
soalnya sebanyak 10
soal di setaip soal memiliki pilihan apabila jawaban benar memiliki poin 1 (satu)
dan apabila jawaban salah memiliki poin 0 ( kosong) sehingga jumlah pertanyaan yang di
jawab benar di bagi jumlah soal dan di kali 100.
Katagori
pengetahuan menurut Arikunto, 2010
a.
Baik :76-100%
b.
Cukup :56-75%
c.
Kurang :≤ 55 %
2.1.Sikap
(Attitude)
Menurut Ajzen
(2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu
objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap suatu objek,
orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002)
mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan
mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di pandang
sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)
Sikap merupakan relasi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
1) Kepercayaan
(keyakinan), ide,konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan
untuk bertindak (tend to behave)
Pengetahuan dan sikap adalah
salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku
termasuk perilaku ibu hamil dalam
keteraturan kunjungan antenatal.
Menurut L.Green (1980) )
perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,
sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Nasution (2009). Bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku
yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut bersifat
langgeng (long lasting).
Seperti
halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
1)
Menerima (receiving)
Diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
mempeerhatikan stimlus yang diberikan (obyek)
2) Merespon (responding)
Memberikan
jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah
4) Bertanggung jawab ( responsible)
Bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko.
Secara umum orang tidak akan
memperlihatkan sikap asli mereka dihadapan orang lain untuk beberapa hal . Satu
cara untuk mengukur atau menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau
kuesioner. Skala penilaian sikap mengandung serangkaian pernyataan tentang
permasalahan tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan
menentukan sikap setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan tertentu ( Notoatmojo, 2012)
2.1.1. Praktek
atau Tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap
agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan antara
lain adalah fasilitas. Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktek
atau tindakan terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
1. Persepsi
(perception)
Mengenal
dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2.
Respon terpimpin (guide response)
Dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
3.
Mekanisme (mecanisme)
Apabila
seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi
(adaption)
Adalah suatu praktek atau tindakan
yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan
tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia secara
operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu perilaku dalam bentuk
pengetahuan, bentuk sikap, dan bentuk tindakan nyata atau perbuatan. Ketiga
bentuk perilaku itu dikembangkan berdasarkan tahapan tertentu yang dimulai dari
pembentukan pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan
keterampilan (ranah psikomotorik) sehingga menjadi pola perilaku baru
(Notoatmodjo, 2012).
2.1.2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap
1.
Faktor
intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
sendiri seperti selektivitas dan pengalaman pribadi.
2.
Faktor
ekstern yang merupakan faktor di luar manusia yaitu :
a.
Sifat
objek yang dijadikan sasaran sikap
b.
Kewibawaan
orang yang mengemukakan suatu sikap
c.
Sifat
orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d.
Media
komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
e.
Situasi
pada sikap terbentuk
f.
Pengaruh
kebudayaan
2.1.3.
Struktur sikap
1.
Komponen
kognitif
Komponen
kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi obyek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita ketahui.
Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau
gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu obyek. Kepercayaan dapat
terus berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain dan
kebutuhan emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya
kepercayaan.
2.
Komponen
afektif
Komponen
afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen
afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai
sebagai benar dan berlaku bagi obyek termaksud.
3.
Komponen
konatif
Komponen
perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan
dengan sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa
kepercayaan dalam perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan
berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini
membentuk sikap individual.
2.1.4. Pembentukan sikap
Sikap sosial
terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam
interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap
berbagai obyek psikologis yang dihadapinya, di antara berbagai faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman.
2.1.5. Dimensi sikap
Beberapa karakteristik (dimensi) sikap, yaitu :
1.
Sikap
mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah
setuju atau tidak setuju, apakah memihak atau tidak memihak, apakah mendukung
atau tidak mendukung.
2.
Sikap
memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu
belum tentu sama walaupun arahnya mungkin agak berbeda.
3.
Sikap
juga memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu
obyek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan
tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap.
4.
Sikap
memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang
dikemukakan dengan responnya terhadap sikap yang dimaksud. Konsistensi sikap
diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.
5.
Sikap
memiliki spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk
menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang
tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa melakukan pengungkapan
atau desakan lebih dahulu agar individu mengungkapkannya.
2.1.1. Pengukuran
sikap
1. Metode
penskalaan pernyataan sikap yang digunakan dalam penelitian adalah penskalaan
model Likert, dan salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala
Likert adalah skor T.
Nasution (2009).
2. Setiap
pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang
favorabel atau pernyataan yang tak favorabel. Kemudian responden akan diminta
untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan
dalam lima macam kategori jawaban, yaitu “sangat tidak setuju” (STS), “tidak
setuju” (TS), “setuju” (S), dan “sangat
setuju” (SS). Untuk setiap pernyataan responden diberi skor sesuai dengan nilai
skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan dijumlahkan
sehingga merupakan skor responden pada skala sikap.
3.
Suatu
cara untuk memberi interpretasi terhadap skor responden yang dijumlahkan adalah
dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor
haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok yang berarti kita
harus mengubah skor individu menjadi skor standar, dan yang biasa digunakan
dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu: Nasution, S (2009)
x : skor responden pada skala yang hendak diubah menjadi skor T
:
mean skor kelompok
s : standart
deviasi skore kelompok
-
Apabila
skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap lebih favorabel.
-
Apabila
skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap kurang favorabel.
2.2.7.
Hubungan
pengetahuan dan Sikap
Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:
a.
Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
b.
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c.
Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d.
Trial, orang telah memulai mencoba perilaku baru.
e.
Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun
demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku
baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2012).
1.2. Pemeriksaaan Kehamilan
(ANC)
2.3.1. Pengertian
1.
AnteNatal Care adalah
merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung
kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (
Saifudi 2002 ).
2.
Antenatal Care adalah
suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman
dan memuaskan ( Mufdlilah 2009 ).
3.
Antenatal care adalah
asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan dan prenatal care (WHO JHPIEGO,
2003).
4.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada Ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ditentukan (Rukiyah,dkk. 2009).
5.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang
diberikan kepada Ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan Ibu dan
janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemberian
imunisasi TT dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi Ibu
agar dapat merawat kehamilannya dan mempersiapkan persalinannya (Nurul jannah, 2009).
2.3.2. Tujuan Pelayanan ANC
1) Tujuan
Umum
Memelihara
dan meningkatkan kesehatan Ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga
dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi dengan sehat.
2) Tujuan
Khusus
a.
Merencanakan dan
mempersiapkan persalinan sesuai dengan resiko (Depkes RI, 1992).
b.
Mendeteksi dan
menatalaksanaan komplikasi medis, beda,
atau obstetri selama kehamilan.
c.
Mamantau kemajuan
kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang bayi ( nurul
jannah, 2012 )
d.
Meningkatkan dan
mempertahankan kesahatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
e.
Mempersiapkan kehamilan
yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin. (
Rukiyah,dkk. 2009)
Sedangkan
tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin, (2002) adalah :
a)
Memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi.
b)
Meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial Ibu dan bayi.
c)
Mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d)
Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
e)
Mempersiapkan Ibu agar
masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f)
Mempersiapkan peran Ibu
dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal.
Menurut
Saifuddin, 2002 Pelayanan
atau asuhan standar secara operasional dikenal standar minimal 8 T yaitu :
1.
(Timbang) berat badan dan ukur tinggi badan.
2.
Ukur (Tekanan) darah.
3.
Ukur (Tinggi) fundus uteri.
4.
Pemberian imunisasi
(Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5.
Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet
selama kehamilan.
6.
Tes
terhadap Penyakit Menular Seksual.
7.
Temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.3.3.
Pelaksanaan
Pelayanan ANC
Pelaksanaan
pelayanan antenatal care adalah
dokter, bidan (termasuk bidan Puskesmas, bidan di desa dan bidan praktek
swasta), pembantu bidan, perawat bidan dan perawat wanita yang sudah dilatih
dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 1995).
2.3.4.
Lokasi
ANC
Adapun
tempat pemeriksaan kehamilan yaitu :
a.
Puskesmas
b.
Puskesmas Pembantu
c.
Posyandu
d.
Pondok Bersalin
e.
Rumah Hamil
f.
Praktek Swasta
(Depkes
RI, 1992).
2.3.5.
Standar
Pelayanan ANC
Ada
beberapa standar tentang pelayanan ANC
adalah
:
1.
Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi Ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong Ibu untuk
memeriksakan sejak dini dan secara teratur.
2.
Pemeriksaan dan
Pemantauan ANC
Bidan
memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan Ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta
tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.
3.
Palpasi Abdominal
Bidan
melakukan pemeriksaan abdomen dengan
seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5.
Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6.
Persiapan Persalinan
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada Ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester
III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
melakukan kunjungan rumah untuk hal tersebut. (Mufdlilah, 2009)
2.4.
Kunjungan ANC
2.4.1.
Pengertian
Kunjungan
Ibu hamil adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu Ibu hamil
yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu Ibu
hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya atai di Posyandu (Dikes RI,
1995).
2.4.2. Kunjungan Ibu hamil,
ini umumnya ada 2 yaitu :
1)
Kunjungan Baru
Kunjungan
baru Ibu hamil (K1) adalah kontak Ibu hamil yang pertama kali dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 1995).
2)
Kunjungan Ulang
a. Kunjungan
Ibu hamil ulang adalah kunjungan Ibu hamil yang kedua dan seterusnya selama
masa kehamilannya (Depkes RI, 1992).
b. Kunjungan
ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal pertama. Kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian
komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran ( WHO JHPIEGO, 2003).
Menurut
Depkes RI, 2008
dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan Ibu hamil dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distrIbusi
kontak sebagai berikut :
a)
Minimal 1 kali pada
trimester I
b)
Minimal 1 kali pada
trimester II
c)
Minimal 2 kali pada
trimester III
Sedangkan
menurut Saifuddin (2002) dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Frekuensi
Kunjungan ANC
Umur
Kehamilan
|
Frekuensi
Kunjungan
|
Sebelum 14
minggu
14 – 28
minggu
28 – 36
> 36 minggu
|
Satu kali
Satu kali
Dua kali
|
Keterangan:
Tabel
1, menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan dan frekuensi banyaknya kunjungan
sesuai umur kehamilan.
Pada
setiap kali kunjungan antenatal perlu mendapatkan informasi yang sangat penting. Tabel
di bawah ini menunjukkan penjelasan mengenai waktu
dan
informasi pada saat kunjungan (Saifuddin, 2002).
Tabel 2. Tabel
Informasi Kunjungan Antenatal
Kunjungan
|
Waktu
|
Informasi Penting
|
Trimester I
|
Sebelum minggu ke – 14
|
a.
Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dan Ibu hamil.
b.
Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
c.
Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan
zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
d.
Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e.
Mendorong perilaku yang sehat
(gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
|
Trimester II
|
Sebelum minggu ke – 28
|
Sama seperti diatas, ditambah
kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia
(tanya Ibu tentang gejala-gejala preeklamsia,
pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria).
|
Trimester III
|
Antara minggu
28 – 36 dan setelah 36 minggu
|
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda dan deteksi letak bayi yang tidak normal atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
|
Keterangan: Tabel 2,
menjelaskan mengenai waktu dan informasi yang penting
Untuk diketahui oleh seorang bidan pada ibu
hamil setiap kunjungan ANC.
BAB
III
KERANGKA
KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Merupakan
abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh
karena konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat
diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable, (Notoatmodjo, 2012).
Variabel
Independen Variabel Dependen
faktor-faktor Yang Mempengaruhi ANC
|
|
3.2
Definisi
Operasional
Definisi
operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan
dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam
mengartikan makna penelitian. (Notoatmodjo,
2012)
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Cara Ukur
|
Alat
Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala Ukur
|
Pengetahuan ibu hamil
tentang kunjungan ANC
|
Hasil
dari tahu ibu hamil tentang suatu objek dalam hal ini
-
Pengertian ANC
-
Mengapa perlu
kunjungan ANC
-
Kapan kunjungan ANC
|
Dengan Membagikan
kuesioner
|
kuesioner
|
Kategori:
a. Baik: 76-100%
b. Cukup: 56-75%
c. Kurang: < 55%
( Arikunto, 2002
|
Ordinal
|
Sikap ibu hamil
tentang kunjungan ANC
|
Tindakan seseorang tentang suatu obyek yang dapat di amati oleh orang lain
|
Dengan membagikan
kuesioner dengan pilihan jawaban sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju
|
kuesioner
|
a.Favorabel (sikap positif): Jika skor T > mean T
b.Tidak favorabel (sikap negatif): Jika skor T <
mean T
|
Nominal
|
Kunjungan ANC
|
Antenatal care adalah
kunjungan yang di lakukan Ibu selama kehamilan.
1 kali pada trimester pertama.
1 kali pada trimester ke dua
2 kali pada trimester ke tiga
|
Penelusuran melalui buku
KIA
|
format pengambilan data
|
Kategori:
a.Jumlah kunjungan sesuai umur kehamilan.
b.Jumlah kunjungan tidak sesuai dengan umur
kehamilan
|
Nominal
|
3.3
Hipotesis
Hipotesis
di dalam sebuah penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil dengan kunjungan ANC di Kalijaga Selatan wilayah
kerja Puskesmas Kalijaga.
Ha
: Ada Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil dengan kunjungan ANC di Kalijaga
Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga.
|
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian
merupakan suatu rancangan yang bisa
digunakan oleh peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Notoatmojo, 2012).
Desain penelitian yang akan
digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah analitik yaitu penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.
Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena. (Notoatmodjo,2012). Penelitian
ini menggunakan pendekatan Crossecsional,
artinya semua variabel yang termasuk efek
akan diteliti dan di kumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2012).
4.2
Waktu dan Lokasi
Penelitian
Penelitian ini telah
dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2014 sampai dengan 27 Juni 2014 Di
Desa Kalijaga
Selatan Wilayah
Kerja Puskesmas Kalijaga.
4.3
Populasi
Dan Sampel
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah setiap
subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2013).
Populasi dalam penelitian adalah ibu hamil yang berada di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas
Kalijaga berjumlah 216 orang.
4.3.2
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan harus
betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2009).
Sampel
dalam penelitian adalah sebagian ibu
hamil yang berada di
Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.
a.
Besaran Sampel
Besar
sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus :
N
n = ________
1 + N (d)²
Keterangan
:
n = besarnya sampel
N = besarnya populasi
d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang
diinginkan (0,1)
Sehingga didapatkan perhitungan
sebagai berikut :
N
n = ________
1 + N (d)²
216
n =
____________
1
+ 216 (0,01)
216
n = __________
3,16
n = 68, 35 dibulatkan
menjadi 69
Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 69 orang.
b.
Kriteria
Sampel
Adapun kriteria sampel penelitian adalah :
1.
Kriteria
Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan populasi terjangkau
(Notoatmodjo, 2012 ).
Kriteria inklusi dalam penelitian yaitu:
1)
Semua
ibu hamil di wilayah Kalijaga Selatan
2)
Melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas, Posyandu atau di polindes.
2.
Kriteria
Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari study karena berbagai sebab
(Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam
penelitian adalah :
1)
Ibu hamil yang tidak berada diwilayah Kalijaga Selatan.
2)
Tidak memeriksakan diri
ke Puskesmas, Posyandu. atau polindes.
4.4
Teknik
Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi porsi
dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek
penelitian. ( Nursalam, 2013 )
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple
Random Sampling ( sampling random sederhana ) ciri utama sampling ini
adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesemptan yang sama
untuk dipilih. Caranya ialah dengan menggunakan undian, ordinal, tabel bilangan
random, komputer. ( Notoatmodjo,
2012).
4.5
Identifikasi Variabel Penelitian.
Identifikasi
variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-variabel
yang ada dalam penelitian (Alimul, 2010).
Variabel
adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (
benda, manusia, dan lain-ain) (Nursalam, 2013). Adapun variabel dalam
penelitian ini:
a.
Variabel
Independent ( variabel bebas )
Variabel Independent dalam penelitian
adalah Pengetahuan dan sikap.
b.
Variabel
Dependent (Variabel Terikat)
Variabel Dependent dalam penelitian adalah kunjungan
ANC.
4.6 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh
informasi yang jelas sesuai dengan permasalahan, maka instrumen yang digunakan
berbentuk Lembar Kuisioner ( Arikunto, 2010).
Dalam
penelitian ini, terdapat beberapa pertanyaan dalam Kuisioner bagi masing-masing
variabel. Memberikan skor sesuai dengan
jawaban yang diberikan untuk setiap pertanyaan. Pertanyaan yang benar diberi
skor 1 dan pertanyaan yang salah diberi skor 0, kemudian menjumlahkan skor pada
tiap jawaban responden dan total skor yang diperoleh dari kebenaran responden
dalam menjawab kuesioner. jumlah pertanyaan yang
disediakan berjumlah 10
pertanyaan.
Untuk sikap terdiri dari 10
pertanyaan pemberian skor sesuai dengan skala kategori jawaban yang diberikan untuk setiap pernyataan. Pernyataan
yang positif diberikan skor 4 pada
sangat setuju (SS), 3 pada setuju (S), 2 pada tidak
setuju(TS), dan 1 pada sangat
tidak setuju (STS).
4.7
Prosedur
Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pengambilan
sampel dijadikan responden dilakukan di desa Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas
Kalijaga. Adapun cara pengisian kuisioner adalah dengan membubuhkan tanda
silang (X) pada alternstif jawaban yang disediakan sesuai dengan keadaan dan
jawaban responden. Dan kuisioner dapat diisi sendiri oleh respondent atau
kuisioner diisi oleh peneliti sesuai dengan jawaban responden. Sebelum responden menjawab atau peneliti mengisi Kuisioner sesuai dengan keadaan dan jawaban
reponden menjelaskan tentang maksud pertanyaan yang ada dalam kuisioner, waktu
yang diberikan oleh peneliti kepada responden adalah 15 – 20 menit. Responden diberikan kesempatan bertanya
kepada peneliti apabila pertanyaan sudah dijawab semua, maka peneliti dapat
mengakhiri pertemuan.
4.8
Langkah
Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah penelitian dalam
pengumpulan data meliputi;
1.
Langkah persiapan
a) Mengurus
perizinan kepada pimpinan wilayah setempat dan pimpinan institusi.
b) Melakukan
survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah ibu hamil yang melakukan ANC.
c) Menyusun
Kuisioner penelitian yang akan digunakan peneliti.
2.
Langkah pelaksanaan
a) Menyerahkan
surat izin untuk mengadakan penelitian di puskesmas kalijaga.
b) Menetapkan
sampel penelitian.
c) Pemberian
Kuisioner. .
d) Memproses
dan menganalisa data-data yang terkumpul.
4.9 Pengolahan Data
Setelah
data terkumpul, selanjutnya data ditabulasi dalam tabel frekuensi distribusi
sesuai dengan sub variabel yang diteliti kemudian diprosentasekan. Jawaban
seluruh responden dari setiap pertanyaan tersebut dibandingkan dengan jumlah
yang diharapkan lalu dikalikan 100%
dari hasil berupa prosentase (Arikunto, 2010)
1.
Pengetahuan
Data yang terkumpul kemudian dimasukkan
kedalam rumus porsentasi di bawah ini (Arikunto, 2010) :
f
P = ×100%
n
|
Keterangan:
P : presentase
f : jumlah jawaban benar
n : jumlah pertanyaan
100%: konstant
Setelah diketahui presentasi dari masing-masing
responden, maka hasilnya dimasukkan ke dalam kriteria standar penilaian dengan
kriteria sebagai berikut:
a.
Baik : 76-100%
b.
Cukup : 56-75%
c.
Kurang: <56%
(Arikunto, 2010)
2. Sikap
Setelah
data terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam Rumus:
Keterangan
:
x : skor responden pada skala
yang hendak diubah menjadi skor T
:
mean skor kelompok
s : standart
deviasi skore kelompok
Kemudian hasilnya di masukkan kedalam kriteria standar dikatagorikan mempunyai sikap Favorable Apabila skor- T
lebih besar dari mean kelompok, Mempunyai sikap Unfavorable Apabila skor-T lebih kecil
dari mean kelompok. Nasution, S (2009).
4.10
Analisa Data
Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dan
sikap
ibu
hamil
dengan kunjungan ANC dengan menggunakan Uji Statistik Chi Square, dengan menggunakan alat bantu SPSS 16.0 dengan tingkat kepercayaan (p) sebesar 0,05. Berdasarkan
uji ini, dapat disimpulkan Ha diterima (HO ditolak) bila diperoleh nilai p <
0,05. Sebaliknya
Ha ditolak (HO diterima) bila diperoleh nilai p > 0,05.
BAB V
HASIL
PENELITIAN
5.1
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Puskesmas Kalijaga merupakan salah satu
Puskesmas yang berada di Wilayah Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dengan
keadaan sebagai berikut.
5.1.1
Batasan Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kalijaga
yang termasuk dalam Wilayah Kalijaga Selatan Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur
adapun batas-batasnya sebagai berikut:
Sebelah
Utara : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Timur
Sebelah
Timur : Berbatasan dengan Desa Kalijaga
Baru
Sebelah
Barat : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Tengah
Sebelah
Selatan : Berbatasan dengan desa Sukarema
5.1.2
Luas Wilayah
Puskesmas Kalijaga berada di
Kecamatan Aikmel dengan Luas Wilayah
7.579 Km2 .
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Kunjungan
Antenatal Care (ANC)
Untuk
mengetahui distribusi responden berdasarkan pengetahuan
tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat pada table 5.1
berikut:
Tabel 5.1. Distribusi Responden
Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Baik
|
34
|
49,3 %
|
Cukup
|
26
|
37,7 %
|
Kurang
|
9
|
13,0 %
|
Total
|
69
|
100 %
|
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
tertinggi ibu hamil yaitu memiliki
pengetahuan baik sebanyak 34 orang (49,3%), dan jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (13,0%).
5.2.2 Sikap Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care
(ANC)
Untuk mengetahui distribusi
responden berdasarkan sikap tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat
dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel
5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Favoreble
|
61
|
88,4 %
|
Unfavoreble
|
8
|
11,6 %
|
Total
|
69
|
100 %
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
tertinggi ibu hamil yaitu memiliki sikap
Favorable sebanyak 61 orang (88,4%), jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki
sikap Unfavorable sebanyak 8 orang (11,6%).
5.2.3.
Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Untuk melihat distribusi respoden
berdasarkan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) dapat di lihat pada tabel 5.3.
berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan
Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan
ANC
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Teratur
|
59
|
85,5%
|
Tidak Teratur
|
10
|
14,5 %
|
Total
|
69
|
100 %
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki kunjungan
teratur sebanyak 59 orang (85,5%), sedangkan ibu hamil yang memiliki kunjungan
tidak teratur sebanyak 10 orang (14,5%).
Untuk mengetahui distribusi silang Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat di lihat pada
tabel 5.4 berikut:
Tabel
5.4. Distribusi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan
Pengetahuan
|
Kunjungan
|
Jumlah
|
P
|
||||
Teratur
|
Tidak Teratur
|
||||||
N
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
0,001
|
|
Baik
|
32
|
46,4
|
2
|
2,9
|
34
|
49,3
|
|
Cukup
|
23
|
33,4
|
3
|
4,3
|
26
|
37,7
|
|
Kurang
|
4
|
5,8
|
5
|
7,2
|
9
|
13,0
|
|
Jumlah
|
59
|
85,6
|
10
|
14,4
|
69
|
100
|
Pada tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa responden
yang memiliki pengetahuan baik yang
kunjungannya teratur sebanyak 32 orang (46,4%), dan responden yang memiliki pengetahuan baik dan
kunjungannya tidak teratur sebanyak 2 orang
(2,9%). Sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan kurang yang kunjungannya
teratur sebanyak 4 orang (5,8%), dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang yang kunjunggannya tidak teratur sebanyak 5 orang (7,2%),
berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,001.
Tabel
5.5 Distribusi Silang Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Desa Kalijaga Selatan
Sikap
|
Kunjungan
|
Jumlah
|
P
|
||||
Teratur
|
Tidak Teratur
|
||||||
N
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
0,000
|
|
favorabel
|
57
|
82,6
|
4
|
5,8
|
61
|
88,4
|
|
unfavorabel
|
2
|
2,9
|
6
|
8,7
|
8
|
11,6
|
|
Jumlah
|
59
|
85,5
|
10
|
14,5
|
69
|
100
|
Pada
tabel 5.5 diatas dapat dilhat responden yang memiliki sikap favorabel yang kunjungannya teratur
sebanyak 57 orang (96,6%) dan responden yang memiliki sikap favorabel yang kunjungannya tidak teratur sebanyak 4 orang (40%), sedangkan
responden yang memiliki sikap unfavorabel
yang kunjungannya taratur sebanyak 2 orang (3,4%) dan responden yang memiliki
sikap unfavorabel yang kunjungannya
tidak teratur sebanyak 6 orang (60%), berdasarkan uji statistic diperoleh nilai
p = 0,000.
|
BAB
VI
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian yang telah disajikan dalam bentuk tabel dengan jumlah responden 69
siswi menunjukkan bahwa ada Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Dengan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Kalijaga Tahun 2014. Berikut akan dibahas mengenai variabel-variabel
penelitian dan hubungan antara variabel yang diteliti.
6.1
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal
Care
(ANC) Di Desa Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga
Tahun
2014
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, 32 orang (46,4%) ibu hamil yang berpengetahuan baik dan teratur
melakukan kunjungan dibandingkan dengan 2 orang (2,9%) ibu hamil yang
berpengetahuan baik tetapi tidak teratur melakukan kunjungan, dan 4 orang
(5,8%) ibu hamil berpengetahuan kurang tetapi teratur melakukan kunjungan, 5
orang (7,2%) ibu hamil berpengetahuan kurang dan tidak teratur melakukan
kunjungan, berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan
ANC di peroleh nilai p = 0,001.
|
Pengetahuan adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku
termasuk perilaku ibu hamil dalam
keteraturan kunjungan antenatal. perilaku
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Nasution
(2009) bahwa pengetahuan
merupakan hal yang penting untuk
terbentuknya tindakan Hasil penelitian ini juga
menunjukkan adanya kesesuaian pada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
(2007), berdasarkan pengertian pengetahuan maka pengukuran pengetahuan dapat
diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan hal-hal yang
diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik lisan maupun tulisan.
Penelitian
ini juga ada kesesuaian hasil dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Esa Rosulillah (2009) di Desa Bocek Kecamatan
Karangploso Kabupaten dengan 38 orang
responden diperoleh hasil ibu yang berpengetahuan baik yaitu 36,84% ,
berpengetahuan sedang 31,58%, dan berpengetahuan kurang sebanyak 31,58%. dari
hasil penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan tentang tingkat
pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) tahun
2009.
6.2
Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas
Kalijaga Tahun 2014
Menurut Ajzen (2005) sikap
merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap suatu objek,
orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002)
mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan
mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di pandang
sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)
Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980) ) perilaku
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,
sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Nasution
(2009). Bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang positif maka perilaku
tersebut bersifat langgeng (long
lasting).
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, terdapat 57 orang (82,6%) ibu hamil yang memiliki sikap
favorebel dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 4 orang (5,8%)
ibu hamil memiliki sikap favorebel dan tidak teratur melakukan kunjungan, 2
orang (2,9%) ibu hamil yang memiliki sikap unfavorabel teratur melakukan
kunjungan dan 6 orang (8,7%) ibu hamil memiliki sikap unfavorabel dan tidak teratur
dalam melakukan kunjungan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000.
BAB
VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari
penelitian sebagai berikut :
1. Tingkat
pengetahuan dari sampel atau objek penelitian terlihat tingkat pengetahuan yang
terbesar dalam kategori baik dengan jumlah 34 orang (49,3 %).
2. Sikap
dari sampel atau objek penelitian terlihat sikap yang favorebel dengan jumlah
61 orang (88,4%).
3. Setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh bahwa Ada
Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care
(ANC).
7.2 Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang disimpulkan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa
saran
sebagi berikut :
Disarankan
kepada institusi pendidikan hendaknya
menambah referensi buku
tentang antenatal care(ANC) dan perlu diadakan seminar tentang pentingnya
melakukan kunjungan ANC sehingga mampu meningkatkan pengetahuan tentang
antenatal care dan mampu memperbaiki sikap ibu hamil terhadap keteraturan
kunjungan antenatal care (ANC).
7.2.2 Bagi Responden
Disarankan
kepada responden agar dapat menambah pengetahuan dan menjadikan sikap yang baik
sehingga dapat menghindari hal-hal yang merugikan bagi dirinya dan dapat melakukan
kunjungan antenatal care dengan teratur.
7.2.3 Bagi
Peneliti
Diharapakan
hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti terutama yang
berhubungan dengan Pengetahuan saat antenatal care dan sikap yang menunjukan
keteraturan kunjungan.
Terimakasih banyak ya. Membantu banget
BalasHapusbole minta kuesionernya g ka??
BalasHapuskesulitan buat kuesioner ni.. tolong dong ka kuesionernya di share ke aku... plzzz
BalasHapuskak boleh tau buku yang buat kuesionernya nggak?
BalasHapus